Pengertian & Cara Menggunakan Teknik Storytelling dalam Presentasi

Saat mendengar cerita, kemungkinan orang bisa menerima dan memproses informasi tersebut lebih mudah. Hal ini berbeda dengan penyampaian biasa yang monoton karena cenderung membosankan. Oleh karena itu, presenter perlu tahu cara menggunakan teknik storytelling dalam presentasi,

Tidak semua orang bisa melakukan teknik storytelling dengan baik di depan umum. Dibutuhkan latihan, cerita yang menarik, dan kemampuan lainnya untuk bisa bercerita di depan banyak orang. Walaupun begitu, teknik ini bisa digunakan untuk membuat presentasi yang lebih menarik.

Pengertian Storytelling

Storytelling merupakan sebuah kemampuan atau teknik untuk menceritakan kisah, event, adegan, atau dialog. Storytelling adalah teknik yang digunakan dalam berbagai bidang, misalnya film, penulisan, bahkan presentasi. 

Storytelling memakai kemampuan dari penyaji dalam menyampaikan cerita menggunakan intonasi, gaya, dan alat bantu yang bisa menarik minat dari audiens. Storytelling juga biasanya dipakai dalam proses pembelajaran untuk anak-anak atau pemula. 

Teknik ini juga bisa bermanfaat dalam melatih kemampuan mendengar dengan cara yang menyenangkan. Orang yang akan menyampaikan storytelling harus memiliki kemampuan public speaking yang baik, bisa mengatur nada dan intonasi, memahami karakter pendengar, dan lainnya. 

Seseorang dikatakan berhasil menggunakan teknik storytelling saat pendengar bisa menangkap jalan cerita dan merasa terhibur. Di sisi lain, pesan yang ingin disampaikan juga bisa diterima dengan baik.

Cara Presentasi dengan Teknik Storytelling

Menggunakan cerita dalam presentasi memang bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya sekedar bercerita, presenter juga harus bisa memilih cerita yang relevan, mempunyai daya tarik, dan bisa menyampaikannya secara baik. 

Beberapa cara dalam presentasi menggunakan teknik storytelling yang harus diperhatikan:

  1. Cerita Memiliki Tujuan yang Jelas

Apapun bentuk cerita yang disampaikan, baik itu fakta atau ilustrasi saja harus mempunyai tujuan yang jelas. Presenter harus bisa memikirkan apa yang akan dirasakan atau dipahami oleh audiens dari cerita yang disajikan. 

Oleh karena itu, sebelum memilih cerita, presenter harus bisa memikirkan dengan betul apa yang diharapkan dari audiens setelah mendengar cerita yang disampaikan. Dengan begitu, cerita menjadi efektif dalam mendukung kesuksesan presentasi.

  1. Cerita Harus Relevan

Cerita dengan tujuan yang jelas memang baik, namun apabila tidak relevan hasilnya menjadi tidak efektif. Cerita dalam presentasi tetap harus relevan dengan topik yang disampaikan. 

Jika cerita tersebut tidak relevan naka audiens juga akan melupakan cerita tersebut dengan cepat. Dengan begitu, cerita tidak akan memberikan dampak pada presentasi.

  1. Cerita Harus Bisa Membuat Penasaran

Coba bayangkan jika cerita yang disampaikan sudah sering didengar oleh audiens. Hal ini akan membuat dampak yang diberikan menjadi tidak signifikan. Cerita yang paling efektif adalah cerita yang masih jarang didengar oleh audiens. 

Misalnya, cerita pengalaman pribadi dari presenter tersebut. Cerita pribadi bersifat personal sehingga kemungkinan besar audiens belum tahu cerita tersebut.

  1. Cerita Disampaikan dengan Penghayatan

Setelah memastikan bahwa cerita memiliki tujuan yang jelas, relevan, dan bisa membuat penasaran, hal yang paling penting adalah cara penyampaiannya. Cerita harus bisa disampaikan dengan penghayatan dan penuh ketulusan. 

Tanpa penghayatan, cerita yang disampaikan tidak akan menyentuh emosi dari audiens. Jika diibaratkan sebagai kue, cerita merupakan krim yang melapisi kue. 

Untuk melengkapi cerita agar berdampak, presenter membutuhkan komponen lainnya, misalnya mimik wajah, gesture tubuh, intonasi, dan hal lainnya. Cerita yang baik tidak hanya berasal dari unsur cerita saja. Cerita tersebut akan berdampak jika dilengkapi penggunaan bahasa tubuh yang sesuai.

Tips Melakukan Teknik Storytelling

Dalam menyampaikan presentasi menggunakan teknik storytelling, pastinya ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Berikut ini beberapa tips yang bisa diterapkan saat melakukan teknik storytelling, yaitu:

  1. Tenggelamkan dalam Sebuah Cerita

Untuk membangun hubungan emosional antara audiens dengan topik yang disampaikan, presenter harus bisa menenggelamkannya dalam sebuah cerita. Pilihan cerita yang relevan dengan cara penyampaian yang baik bisa melekat dalam benak untuk waktu yang lama. 

Gunakan juga pilihan kata dan visual yang bisa mendukung cerita tersebut. Dengan begitu, audiens bisa memvisualisasikan dalam pikiran. Tidak hanya menarik, menambahkan cerita juga akan membuat audiens lebih mudah memahami informasi yang disampaikan.

  1. Menggunakan Cerita Pribadi

Khawatir bahwa cerita yang dibawakan sudah pernah didengar audiens? Presenter dapat menceritakan kisah atau pengalaman pribadi yang bisa membangun hubungan emosional lebih mudah. 

Perasaan simpati juga lebih mudah dibangun sehingga presenter akan mendapatkan perhatian dari audiens. Oleh sebab itu, gunakan pengalaman atau cerita pribadi yang menginspirasi. Contohnya, cerita keberhasilan menghadapi tantangan sampai sukses.

  1. Menambahkan Ketegangan dan Klimaks

Film yang menarik pastinya memiliki alur dan konflik yang bisa membuat penontonnya menikmati seolah-olah menaiki roller coaster. Tujuannya adalah supaya audiens bisa mempertahankan perhatian dan penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya. 

Hal ini juga berlaku dalam suatu presentasi. Presentasi yang menarik membuat audiens penasaran dengan hal yang akan disampaikan oleh presenter. Ada beberapa cara yang bisa untuk menciptakan klimaks, antara lain:

  • Ceritakan pengalaman atau kisah dan berikan klimaksnya sebagai akhir atau kesimpulan dari cerita.
  • Menggunakan alur mundur. Ceritakan tentang keadaan saat ini dan beritahu bagaimana kondisi ini bisa terjadi.
  • Menyampaikan cerita dengan alur yang bisa ditebak. Namun selanjutnya, sampaikan kelanjutan dengan membuat akhir yang berbeda dari tebakan audiens.

Presenter juga harus bisa membuat hal yang akan selalu diingat. Tambahkan fakta atau lakukan hal yang bisa mengejutkan para audiens.

  1. Membuat Karakter Menjadi Hidup

Dalam sebuah cerita, karakter menjadi inti yang penting. Semua kejadian yang dialami karakter adalah penyebab audiens bisa terhibur, tertawa, atau menangis. Cerita yang sukses yaitu cerita yang bisa menciptakan karakter dengan karakteristik unik dan bisa dikenal. 

Untuk melakukan hal tersebut, presenter membutuhkan gambaran yang jelas tentang karakter untuk membuatnya lebih hidup dalam pikiran audiens. Dengan cara ini, audiens bisa terhubung dengan presenter dan presentasi yang disampaikan.

  1. Menyampaikan Pesan Tersirat

Cerita juga akan lebih menarik jika ditambah dengan dialog. Daripada memberitahu audiens secara langsung, coba untuk menyampaikan dengan cara yang tersirat dan membuatnya menjadi cerita yang menarik dan memiliki dampak besar.

  1. Mengakhiri Cerita dengan Positif, Baik, dan Inspiratif

Storytelling dalam presentasi yang efektif bukan hanya sekedar menonjolkan konflik dan klimaks saja. Namun, diperlukan pemecahan masalah dengan positif, baik, dan inspiratif. Ada dua pilihan mengakhiri cerita, yaitu cerita dengan happy ending dan sad ending. 

Sebenarnya, tidak ada masalah mengakhiri cerita dengan sad ending. Hal yang terpenting yaitu pesan positif yang menjadi kesimpulan. Oleh sebab itu, akhiri cerita dengan pesan yang positif dan inspiratif. Harapannya cerita tersebut bisa menjadi panutan dan bisa diingat lebih lama oleh audiens.

Cara menggunakan teknik storytelling dalam presentasi memang perlu dilatih secara konsisten supaya apa yang disampaikan kepada audiens bisa diterima dengan baik. Ketika presenter berhasil menggunakan teknik ini, audiens bisa mengingat materi yang disampaikan dengan lebih baik.