Bagaimana Cara Membuat Struktur Presentasi yang Baik?

Struktur presentasi merupakan pondasi awal sebelum melakukan kegiatan presentasi atau pemaparan materi. Dengan menyusun struktur yang baik, maka konten dapat tersampaikan sesuai dengan tujuan presentasi yang diinginkan.

Selain itu, kegiatan presentasi juga akan lebih mudah dan nyaman diikuti oleh audiens atau pendengar. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui mengenai bagaimana cara membuat struktur presentasi dengan baik. 

3 Poin Penting Menyusun Struktur Presentasi

Dalam sebuah presentasi yang memukau dan menarik, terdapat 3 poin yang harus diperhatikan. Berikut penjelasannya:

  1. Pembukaan (Opening)

Opening merupakan bagian awal atau pembuka dalam sebuah presentasi. Bagian ini memiliki fungsi sebagai pembangkit motivasi beserta alasan mengapa audiens atau pembaca harus menyimak presentasi yang akan dilakukan.

Dalam bagian pembuka, presenter juga harus bisa menjelaskan tujuan dan garis besar mengenai topik yang dibahas. Hal ini bertujuan agar audiens bisa mengetahui apa manfaat yang nantinya akan diperoleh dari presentasi tersebut.

Opening merupakan bagian pembuka dengan porsi kurang lebih 10-15% dari total waktu presentasi yang digunakan. Sebagai bagian pembuka, opening sangat penting untuk menarik perhatian audiens sekaligus membangkitkan suasana.

Adapun di bawah ini ialah cara penyusunan bagian pembuka yang harus diperhatikan:

  • Membuat attention getter sebagai bagian awal dan pembuka presentasi yang berfungsi untuk menarik perhatian audiens. Bagian ini biasanya berisi salam pembuka ataupun kalimat singkat pengantar presentasi. Dalam bagian ini, presenter juga bisa menggunakan pantun, anekdot ataupun peribahasa singkat sebagai pembangkit suasana.
  • Menyebutkan topik, dalam bagian ini presenter harus menyebutkan topik yang akan dibicarakan dalam presentasi.
  • Menyebutkan agenda presentasi meliputi garis-garis besar materi yang akan disampaikan.

Ketiga poin tersebut merupakan cara yang harus dilakukan atau tidak boleh terlewatkan dalam sebuah presentasi. Dengan harapan agar presentasi dapat terlaksana dengan baik, memudahkan presenter dan mampu memberikan gambaran mengenai konten terhadap para audiens.

  1. Isi (Content)

Konten merupakan bagian inti dari sebuah presentasi. Segala materi dijelaskan dalam bagian ini sehingga penyusunan konten harus dilakukan secara terstruktur agar tujuan presentasi dapat diperoleh dengan maksimal.

Dalam bagian ini, konten atau materi yang disajikan harus dikemas dalam bentuk singkat, padat dan jelas. Isi merupakan bagian utama dalam sebuah presentasi. Melalui bagian ini, presenter dapat menyampaikan seluruh materi atau konten dalam presentasi. Adapun cara penyusunannya ialah:

  • Menentukan poin-poin utama dari materi yang akan disampaikan dengan bahasa yang singkat, padat dan mudah untuk dipahami.
  • Menentukan poin pendukung atau kalimat penjelas dari poin utama agar materi dapat tersampaikan dengan jelas atau tidak ambigu.
  • Menghilangkan pembahasan atau informasi yang dirasa kurang penting, atau dengan kata lain jangan mudah terjebak untuk menjelaskan informasi selengkap-lengkapnya.
  1. Penutup (Closing)

Closing merupakan bagian akhir atau penutup dari sebuah presentasi. Meski di akhir, namun bagian penutup menempati posisi yang cukup penting dalam presentasi.

Hal ini dikarenakan bagian penutup bisa membantu presenter dalam menyampaikan ringkasan atau kesimpulan dari konten presentasi yang telah dilakukan.

Sama seperti namanya, bagian ini berada di akhir presentasi yang berfungsi sebagai penutup sebuah presentasi. Cara penyusunannya terbagi menjadi dua bagian yakni:

  • Bagian pertama berupa ringkasan dari poin-poin yang sudah disampaikan sebelumnya. Pada bagian ini presenter bisa mengulangi secara ringkas apa yang telah disebutkan agar audiens bisa mengingat kembali materi tersebut.
  • Bagian kedua yakni powerful closing atau penutupan memukau dari suatu presentasi. Dalam hal ini, presenter bisa membuat penutup yang berkesan agar audiens teringat dengan apa yang disampaikan.

Bagian ini bisa membantu presenter dalam mengatasi permasalahan keterbatasan ingatan audiens. Dengan satu kalimat ringkas yang telah mewakili seluruh isi presentasi, audiens menjadi lebih mudah untuk mengingat.

Dengan memperhatikan 3 poin penting dalam presentasi di atas, maka presenter dapat mencapai tujuan presentasi dengan mudah. Selain itu, konten atau materi yang tersampaikan juga akan terorganisir dengan baik atau tidak berantakan.

Teknik Presentasi yang Baik

Terlepas dari beberapa struktur penting dalam presentasi di atas, sebagai seorang presenter juga harus menguasai beberapa teknik dasar dalam presentasi. Berikut ialah beberapa diantaranya:

  1. Menggunakan Alat Bantu Visual

Agar presentasi lebih menarik, maka bisa digunakan alat bantu visual berupa gambar ataupun video di sela-sela pemaparan materi yang dilakukan. Dalam hal ini, gambar atau video yang digunakan tentunya juga harus berkaitan dengan materi yang dibahas.

  1. Menggunakan Bahasa yang Singkat dan Jelas

Penggunaan bahasa yang singkat dan jelas dalam presentasi termasuk poin penting yang tidak boleh terlewatkan. Hal ini akan sangat membantu audiens atau pembaca dalam memahami isi presentasi yang dilakukan.

  1. Mengemas Infomasi dengan Menarik

Selain penggunaan kalimat yang singkat dan mudah dipahami, presentasi akan menjadi lebih menarik jika tata letak tiap-tiap slide-nya tersusun secara rapi. Pada umumnya, presentasi yang baik terdiri dari 3 poin utama beserta kalimat pendukungnya dalam setiap slide.

  1. Memahami Audiens dengan Baik

Memahami siapa audiens atau pembaca yang akan menyaksikan presentasi merupakan teknik yang tidak kalah pentingnya.

Hal ini akan sangat berpengaruh, terlebih dalam penggunaan bahasa atau media pendukungnya. Seperti misalnya penggunaan font, animasi dan beberapa elemen presentasi lainnya.

Struktur presentasi merupakan bagian-bagian penting yang harus termuat dalam sebuah presentasi. Dengan struktur yang baik, maka informasi dapat tersampaikan secara lengkap. Selain itu, tujuan presentasi juga bisa tercapai sesuai harapan.